Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 23 Part 2

Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 23 Part 2 – Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini.

Ji Hun dan Soo Young ke lokasi pembunuhan di toko kue beras.

“Kamu dapat informasi dari tetangga?”

“Ada banyak pabrik di banyak tempat. Temat ini tidak terjamah di malam akhir pekan. Tentu saja tidak ada saksi.”

Soo Young melihat ke CCTV. “Bagaimana dengan CCTV?” Tanya Ji Hun.

“Retakkannya membuatku berpikir bahwa kamera itu dibongkar.”

“Tidak. Aku rasa bukan dia. senjata yang digunakan adalah pisau dapur. Dia mati kehabisan darah karena satu luka tusukkan. Pisau dicuci, tapi bekas noda darah tidak hilang. Dia menghapus sidik jarinya sambil mengambil kartu memori. Tapi dia merusak kameranya. Kamu tidak punya firasat?”

“Kurasa ini impulsif bukan rencana.”

“Dia tidak menyiapkan senjata, sarung tangan, apa pun. Dia ditusuk pemiliknya dengan pisau dari dapur dan menyeka pisau. Lalu dia melakukan kesalahan. Dia terkejut. Sangat terkejut.”

“Bagaimana dengan buku kumpulan puisi?” Tanya Soo Young.

“Itu buku utuh, bukan frasa. Orang-orang selalu datang dan pergi. Bisa saja itu ditinggalkan salah satu pelanggan.”

“Apakah menurutmu ini pencurian yang kacau?”

“Entah ini pencurian atau bukan. Tapi bukan dia. tampaknya ini perbuatan peniru.”

Soo Young mendapatkan telpon. Ia melapor pada Ji Hun. “Ditemukan sidik jari pada buku kumpulan puisi yang cocok dengan sidik jari pada senjata pembunuh.”

“Lalu?”

“Itu dalah milik Lee Eun Ho dari Hanul Center.”

***

Di Hanul Center. Eun Ho sedang membenarkan mainan anak yang rusak. Ji Hun mendatanginya. Di kamar Eun Ho. Soo Young dan polisi lain melakukan penggeledahan. Saat itu juga, Soo Young menemukan serpihan CCTV.

***

“Bu Cha ada kabar buruk.”

“ada apa?”

“Katanya pemuda yang mengurus gedung kita adalah pembunuh Pak Yoon.

Soo Young yang mendengarnya langsung keluar dan melihat Eun Ho digelandang ke kantor polisi. Saat itu Pak Song mengingat bahwa ia memukuli Eun Ho karena Pak Yoo.

*hayoooo siapa pembunuh Pak Yoo?

***

Interogasi dimulai.

“Apa yang terjadi padamu?” Tanya Ji Hun.

“Aku tersandung. Anda sendiri?”

“Aku juga. Aku tersandung.” Wkwkwk kok jadi mau ngakak ya.

“Pasti jatuhnya cukup keras.”

Ji Hun melemparkan buku puisi. “Ini milikmu?” Tanya Ji Hun.

“Ya.”

“Kamu suka baca puisi?”

“Ya.”

“Kenapa kamu membunuhnya?”

“Aku tidak membunuhnya.”

“Kamu pergi ke sana, tapi tidak membunuhnya?”

“Ya,”

“Kamu tidak membunuhnya, tapi menyentuh pisau? Kamu mencuci pisau, tapi tersisa sidik jari dan darah?”

“Saat dia bekerja di Hanul, Pak Yoon dan aku cukup akrab.”

“Kalian berdua akrab?”

“Hanul Center memberi kami hadiah tahun baru, jadi, aku hendak memberikan ini dan menyapanya.”

Kilas balik.

Eun Ho datang ke rumah Pak Yoon. “Pak Yoon. Aku datang. Hanul Center memberi kita hadiah tahun baru, jadi aku bawa….” Eun Ho yang datang saat itu melihat Pak Yoon sudah tergeletak di lantai. Eun Ho ketakutan dan memegang meja dan tangannya menyenggol pisau sampai pisaunya jatuh.

Kilas balik berakhir.

***

“Sewajarnya orang akan lebih dahulu menelpon polisi. Kenapa kamu tidak lakukan?” Tanya Ji Hun.

“Aku takut akan bertemu Anda.”

“Kamu idiot, bodoh, atau apa? Kamu tidak paham bahwa itu mencurigakan?”

“Kasus anak lelaki A. Aku mempelajarinya dari kasus Kang Min Gi,  jika terjadi hal yang merepotkan, jangan terlibat, lari saja. polisi mencurigaiku. Seorang anak yatim piatu tanpa pendidikan dan tanpa pekerjaan tetap. Alih-alih mencurigai orang lain.”

“Kamu pikir aku mencurigaimu berdasarkan latar belakangmu?”

“Bukankah begitu? aku hanya bermain dengan anak-anak di sekitar sini. kubilang aku hanya bersama anak-anak. Apa salahku?”

“Kamu orang dewasa. Kamu tidak punya teman dan hanya bermain dengan anak-anak. Apakah itu normal?”

“Anda terus meragukan apakah aku normal. Apakah sebenarnya bersikap normal itu?”

Soo Young mengetuk pintu. “Sunbae-Nim.” Ji Hun pun keluar.

***

“Ada apa denganmu?” Ji Hun membawa barang bukti ditangannya dari Soo Young.

“Sepatu ini cocok dengan jejak kaki di peternakan anjing.”

“Tapi sepatunya bersih.” Ucap Ji Hun.

“Jika dari peternakan anjing, kemukian besar darahnya tersisa pada sol dan celah sol sekalipun sudah dicuci.”

“Ini sepatu santai biasa. Jangan terlalu diributkan dan serahkan pada NISI.”

Soo Young kemudian menyerahkan barang bukti lain. “Apa ini?”

“Ini ditemukan di tali sepatu Eun Ho, serpihan kamera dari toko kue beras. Kurasa Eun Ho yang mengambil kartu memori dari kamera itu.”

***

JI Hun kembali menanyai Eun Ho. “Kartu memori dari CCTV, kamu sembunyikan di mana? Di mana kamu sembunyikan?”

“Sudah aku bilang….”

“Jika kamu terus menyangkal, kenapa meninggalkan bukti?”

“Apa ini?”

“Ini serpihan kamera pengawas di toko. Kenapa ada di tali sepatu? Seharusnya kamu menjadi aktor. Wajah manis dan polosmu nyaris menipu semua orang.”

“Bukan aku.”

“kamu masih berakting?”

“Bukan aku.”

“Buktikan itu bukan kamu. berikan aku satu bukti saja. maka kamu akan langsung kubebaskan.”

***

Di sisi lain.Se Kyung mendapatkan perawatan baru. Semacam terapi magnet di kepala. Dokter juga menanyakan tentang musik apa yang didengarkan Se Kyung dulu. Ibu dan Woo Kyung tidak banyak tahu karena Se Kyung tinggal di LN selama 10 tahun.

“Astaga… sulit dipercaya. Aku tidak tahu banyak soal Se Kyung.” Ucap Woo Kyung. “Padahal kerabat kandungku hanya Se Kyung. Aneh sekali.”

“Hubungan kalian senggang karena Ibu. Se Kyung tidak suka kamu begitu patuh kepada Ibu. Dia tidak paham kenapa kamu bersikap baik pada Ibu Tiri.”

Saat kilas balik Se Kyung berantem dengan Woo Kyung.

“Selalu saja Omma. Kenapa kakak begitu menyukai wanita itu?”

“Wanita itu? kenapa kamu kasar sekali?”

“Unnie. Ahjumma itu buka ibu kita. Aku adik kandung kakak bukan? Kenapa kakak selalu membelanya?”

“Kamu… apa pernah Ibu memukulmu? Apa pernah dia tidak memberimu makan atau menyekolahkanmu? Apa salahnya terhadapmu?”

“Aku tidak suka tatapannya. Menakutkan. Kakak tahu betapa dingin tatapannya kepadaku?”

Kilas balik berakhir.

“Se Kyung bilang ibu dingin. Bagiku Ibu memang seperti itu adanya dan tidak terlalu memikirkannya. Namun, itu yang membuat Se Kyung sedih. Saat Se Kyung membaik, perlakukan dia dengan lembut.”

“Kepribadian ibu tidak dapat berubah.”

“Ibu selalu sama.”

Se Kyung datang ke kamarnya usai perawatan. Dan saat  itu ada anak kecil bergaun hijau muncul lagi di sebelah Ibu. Kemudian berpindah ke samping Se Kyung.

*kok mirip ya.

Bersambung… klik di sini kelanjutannya.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!