Sinopsis Drama Korea The Last Empress Episode 32 Part 1

Sinopsis Drama Korea The Last Empress Episode 32 Part 1

Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini…

Kadang suka ngebayangin gitu… episode 32 adalah episode terakhir yang sekiranya lengkap sudah sinopsisnya… heuuuuuu tapi masih sampai 48. Yaaa ampun banget sih, kadang lelah juga. *belum apa-apa udah ngeluh.

***

Dokter yang berurusan dengan Yoon melakukan aksi bunuh diri dan ia menaruh surat wasiat di meja kerjanya.

Yoon yang melihatnya sangat syok. “Apa ini perbuatan oma mama lagi? Tapi, aku tidak akan memaafkannya lagi.” Ucap Yoon yang geram dalam hatinya menyaksikan dokter yang bunuh diri.

***

Sunny dan Bin masuk ke dalam ruang rahasia di rumah kaca.  Sunny berkata pada Bin. “aku yakin ada bau bunga di sini, tapi aku tidak mencium bau apa pun sekarang.”

“Tempat apa ini? Aku tidak menemukan sesuatu yang tidak beres.”

“Ada sesuatu di sana.” Sunny menunjuk pada tumpukkan kardus. Di dalamnya saat dibuka, hanya ada kue.”

“Kenapa ada kue di ruang rahasia istana?”

Karena mendengar adanya keributan masuk. Bin dan Sunny bersembunyi. Ternyata ada rombongan sirkus mak lampir.

“Permaisuri. Di mana kamu? beraninya kamu masuk ke ruang pribadiku?jawab aku.” Mak Lampir langsung menyuruh anak buahnya, “Temukan permaisuri dan tikus yang menyelinap dengannya, sekarang.”

Tak lama. Lampu padam. Saat inilah Bin dan Sunny keluar dari rumah kaca.

Sayangnya, Mak Suri menemukan satu kancing khas milik penjaga. Kancing milik Bin dari jas di bagian tangannya.

***

Yang menyelamatkan Sunny dan Bin adalah Pak Byun.

Pak Byun berkata. “Syukurlah.”

“Aku baik-baik saja. tapi kepala Chun bisa dalam masalah.” Sunny membuka kotak yang ia dapatkan. Hanya berisi makanan ringan. “Aku membawa ini dari ruang rahasia. Aku tidak tahu apa itu.”

“Aku tidak bisa berpikir apapun.” Ucap Pak Byun.

Tak lama, Bin langsung mendapat panggilan dari Timun Suri. “Mak Lampir memanggilku.”

“Apakah kamu berpikir dia menemukan sesuatu?” Tanya Pak Byun.

***

Bin menghadap Timun Suri.

“Apakah Anda memanggilku, Yang Mulia?”

“Dari mana saja kamu?”

“Aku sedang beristirahat di ruang penjaga.”

Jas di bagian tangan Bin langsung diperiksa. Salah satu kancingnya memang hilang.

“Apakah ini milikmu? Apakah kamu yang menyelinap di kebunku bersama dengan Permaisuri? Kepala Chun, siapa kamu sebenarnya? Apa kamu menipuku saat melindungi Permaisuri?”

“Yang Mulia… aku tidak mengerti…”

“Aku bilang akan menemukan cara untuk mengusir Permasuri. Tapi kamu berusaha menusukku dari belakang? Kenapa kamu pergi ke kebunku? Bagaimana kamu membuka pintu? Siapa yang membantumu? Apakah itu Byun Baek Ho? Katakan kepadaku sekarang!”

Mak lampir mengambil senjata milik penjaga. Ia menodongkannya pada Bin. “Jangan mencoba menipuku, aku akan mengakhiri hidupmu sekarang. jadi pikirkan baik-baik sebelum kamu menjawab.”

Tiba-tiba So Jin teriak… “Kepala Chunnnnnnn… kenapa kamu berjalan begitu cepat? Aku memanggil, tapi kamu tidak menjawab. Apakah kamu mengabaikanku?”

“Gungju keluar dari sini.” Mak lampir masih menodongkan senjatanya.

“Tunggu…” So Jin mengeluarkan kancing. “Kamu menjatuhkan kancingmu.”

Mak lampir bingung dan mengambil kancing dari So Jin. “Apa? Apa kamu yakin ini milik kepala Chun?”

“Itulah mengapa aku mengejarnya. Jatuh dari lengan ini, jadi tentu saja, itu miliknya.”

*sebelumnya. So Jin melihat ada keributan dan Bin dipermasalahkan atas kancing. Ada penjaga lain yang lewat dan So Jin pun mengambilanya.

So Jin bicara lagi. “Btw, kenapa oma mama memarahi kepala Chun selarut ini?”

Kini Bin mulai pura-pura nggak tahu. “Apa maksud anda soal Permasuri dan kebun?”

Mak lampir menyerah. “Aku pasti salah. Cari tahu siapa pemilik kancing ini. seorang penjaga membantu Permaisuri. Pastikan kamu menemukan orang itu. harus cepat.”

“Ya. Yang Mulia.”

Rombongan bubar. Kini hanya ada So Jin dan Bin.

“Aku tidak tahu apa yang kamu lakukan sekarang, tapi aku tidak bisa membiarkanmu terluka karena Permaisuri. Aku… percaya padamu Bin. Jadi tolong jangan pernah tersenyum kepada orang lain selain aku. Tolong…” So Jin memeluk Bin, sayangnya nggak dipeluk balik. Aktingnya So Jin bikin kasian banget dah… dia dikibulin.

***

Ada Peya, Mak, Ari dan So Jin sedang makan.

“Nenek, aku sangat merindukan Ibuku. Kenapa aku tidak boleh menemuinya?”

“Dia belum menjadi ibumu selama itu. orang dewasa sedang menanganinya. Ari tunggu saja.”

Tiba-tiba ada pisau melayang dengan surat kaleng yang tertancap. Hyuk membukanya.

Semua teriak… surat bertuliskan. “Kenapa kamu membunuh Ibuku, Lee Hyuk.”

“Na Wang Shik. BAJINGAN.” Ucap Hyuk.

“Kenapa kamu seorang pembunuh?” Ucap So Jin.

“Appa mama apakah kamu melakukan sesuatu yang buruk? Anda tidak melakukannya bukan? Ayah, anda orang baik.”

“BERISIK!!!” Ucap Hyuk. kemudian para penjaga datang.

Bin berkata. “Anda baik-baik saja? unit satu, kamu akan menjaga Yang Mulia dan Ibu Suri. Unit dua dan tiga, kamu akan mengantar So Jin dan Ari ke kamar mereka.”

Mak Lampir masih bingung. “Apa yang terjadi? Bagaimana Na Wang Shik bisa masuk?”

“Dia tidak melakukan ini sendirian. Aku percaya bahwa ada orang yang bekerja sama dengannya. Langkah berani mereka memberitahuku bahwa dia hebat. mereka telah menyusup ke istana. Harap kembali ke kediamanmu Yang Mulia.” Ucap Bin.

“Apa masalah besar tentang kematian Ibunya? Kenapa dia menyiksaku? Seharusnya aku membunuhnya. Itu karena dia, Ma Pil Joo.”

“Percayalah kepadaku Peya, akan aku pastikan membawa kepadamu akan menangkapnya.”

“Ya. Wo Bin. Aku mengandalkanmu.”

***

Di ruangannya. Hyuk mengalami paranoid. Ia mendadak ketakutan dan menodongkan senjata pada para pegawai dan berteriak seperti orang gila. Bin bahagia melihatnya.

Bin membawa Hyuk ke kamarnya, dan belum ganti juga warna spreinya. Wkwkkwkw.

“Anda terlalu sensitif. Tolong istirahat sebentar. Aku akan memberikan beberapa obat penenang.” Bin meninggalkan Hyuk.

Hyuk masih paranoid dan sangat ketakutan. Ia seperti mendengarkan suara aneh. Hyuk bahkan menodongkan pistolnya ke segala arah dan selalu memanggil Bin.

“Jangan ke mana-mana. Tetap bersamaku.” Ucap Hyuk yang ketakutan. “Kamu tidak boleh meninggalkanku walau sebentar. Jika kamu pergi, dia akan membunuhku.”

“Jangan khawatir. Aku akan melindungimu.”

Hyuk sudah seperti orang gila.

***

Seorang lelaki masuk membawa makanan untuk Min Yu Ra.

“Ini makananmu.”

“Aku tidak mau.” Ucap Yu Ra di ranjangnya.

“Silakan makan walaupun sedikit.”

“Aku bilang tidak mau.”

“Anda harus makan untuk menenangkan diri, Nona Min.” Mendengar namanya disebut. Yu Ra membuka matanya. Lelaki itu membuka maskernya.

Ia adalah kepala penjaga yang lama. Yu Ra kaget. “Kepala Joo?”

***

Yoon bertemu dengan Sunny.

“Apa yang ingin kamu katakan kepadaku? Rahasia di balik kematian Ibuku?”

“Terus terang, di konferensi pers kemarin, aku akan mengungkapkan kenapa Ibumu meninggal, tapi Ibuku sudah bergerak terlebih dahulu, dan direktur rumah sakit bunuh diri.”

“Aku tidak mengerti apa yang ingin kamu katakan? Kenapa kamu mengungkit tentang Ibuku? Kenapa direktur rumah sakit bunuh diri? Tolong jelaskan kepadaku agar aku mengerti.”

“Bukankah nama Ibumu, Shin Eun Soo? Dia meninggal 10 tahun lalu karena tidak bisa mendapatkan transfusi?”

“Benar,”

“Malam itu, keluarga kekaisaran terlibat dalam operasi. Hari itu, kaisar yang masih putra mahkota dibawa ke rumah sakit. Dia membutuhkan transfusi darurat dari kecelakaan sepeda motor. Sayangnya, dia memiliki golongan darah langka seperti Ibumu.”

Kilas balik Yoon bertemu dengan dokternya.

“Kami tetap berterima kasih atas bantuan anda sejak 10 tahun lalu. Berkat anda, Kaisar mendapatkan transfusi darah. Dia sehat sampai sekarang berkat bantuan anda.”

“Dengan senang hati. Kesehatan  kaisar yang terpenting.”

“Btw, aku pikir ada pasien lain yang membutuhkan donor,  apa yang terjadi pada pasien itu?”

“Dia meninggal. Dia tidak punya uang atau koneksi. Dia juga sial. Tidak ada yang bisa dilakukan. Di dunia ini, banyak orang mati. Tapi suatu kehormatan untuk menyelamatkan…”

Yoon marah dan memukul dokter. “Bagaimana kamu bisa menyebut dirimu dokter? Kamu seperti hama! Dasar pembunuh. Kamu layak dikurung di penjara selama hidupmu. Apa kamu menjalani kehiduan yang nyaman sebagai direktur rumah sakit?”

Kilas balik berakhir.

lanjut ke bagian 2 klik di sini.

You May Also Like

2 Comments

  1. Tolong dong, panggilan para pemainnya jangan dibuat² contoh sperti mak lampir. Dibaca jadi gak enak

    1. terima kasih masukannya.
      tapi tulisan yang kakak baca sudah lama sekali dibuat. dan mimin sudah selesai buat sinopnya.

      barangkali nanti bakalan tahu kenapa disebut Mak Lampir di episode akhir,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!