Sinopsis Drama Korea The Last Empress Episode 36 Part 1 – Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. ohhhh iyaaa… di episode ini kita akan dikasih tahu tentang sambungan yang nongol di episode 1 itu. dan yeahhh… memang ada Ari di episode 1. Aku pikir bukan. Wkwkwkw.
Masuk ke sinopsis aja yaaa setelah spoiler di atas.
Yu Ra memasukkan Dong Shik ke dalam kamar.
“Aku mau pulang. aku tidak mau tinggal di sini noona.”
“kamu tidak boleh ke mana pun atau menemui siapa pun tanpa izinku. Mengerti?” Yu Ra menarik tangan Dong Shik dan melihat jam Dong Shik kemudian pergi begitu saja.
***
Pada pelayan lain, Yu Ra berkata.
“Jika ada yang mencoba mendekati dia, langsung laporkan kepadaku. Apalagi jika ada seorang pria dengan badan besar datang…” sayangnya Ijah mengingat punggung Na Wang Shik nampak berbeda dari biasanya saat mengambil mayat ibunya. “Tidak, penampilannya mungkin sudah berbeda. Jangan sampai lengah. Terus awasi dia.”
Sunny tiba-tiba berjalan. Ia membawa kelereng dan menabrakkannya pada Ijah. Otomatis kelereng jatuh semua.
“Aku tidak tahu Anda di sana. Maafkan aku, Yang Mulia.” Ucap Ijah yang mau nyelonong gitu aja.
“Kamu mau pergi begitu saja? ini kelereng yang sangat berharga untuk kamar kaisar.kamu tidak peduli meski itu membuat kaisar marah?”
“Maafkan aku. Aku bukan pelayannya lagi. Kudengar, kini Peya perhatian kepada anda. Kurasa dia akan senang jika anda memungutnya satu per satu. Permisi.”
Ijah mau pergi. Ari muncul dan berteriak. “TUNGGU! Beraninya kamu berkata kasar pada ibuku? Pelayan harus mematuhi perintah atasan. Beraninya pelayan rendahan menentang ibuku. Kudenger, kamu diusir karena selalu berbohong. Kamu masih belum jera?”
“Maafkan aku, tapi Yang Mulia, Ibu Suri memanggilku.”
“Pungut semua kelereng ini! pungut kelerengnya sekarang! kelereng ini akan digunakan untuk mendekorasi kamar Kaisar.”
Sunny mendekat pada Ari. Seakan bersekongkol. “Keluarga Kerajaan Thailand mengirim kelereng ini sebagai hadiah. Jumlah kelerengnya 152 buah. Kaisar sangat menyukai kelereng ini. kamu sebaiknya menungut semua kelereng ini.” Ucap Sunny.
Ari menambahkan. “Kamu dengar bukan? Ada 152. 152. Jangan tinggalkan satu kelereng pun, dan pungut satu demi satu. Pikirkan kamu akan memberikannya pada ibuku. Jika tidak, aku akan melaporkannya kepada ayah. Aku akan membuatmu dipecat.” Wkwkwkkw Ari udah keberapa yaa berantem sama Ijah.
Ijah mengalah dan mengatakan pada dua pelayan. “Jangan berdiri di sana. Bantu aku!!!”
Saat memungut kelereng. Na Wang Shik diam-diam masuk ke kamar Dong Shik.
“Hyung, kamu baik-baik saja?”
“Kamu baik-baik saja? Dong Shik baik-baik aja?”
“Hyung, aku tidak akan mengatakan apapun. Aku takut Hyung dan kakek akan terluka. Aku tidak akan mengatakan apa pun kepadanya.” Dong Shik bicara sambil menangis.
“Maafkan Hyung. Semua ini karena Hyung tidak becus. Maafkan Hyung, Dong Shik.”
“Hyung. Bolehkah aku pulang sekarang?”
“Ini masih sulit untuk saat ini. jangan cemaskan apapun karena kakak akan melindungimu. Hyung akan melindungimu dari apapun. Kamu bisa bertahan sebentar lagi bukan?”
Dong Shik mengangguk.
“Anak baik. Kemarilah.” Mereka pun berpelukan.
Bin keluar dari ruangan Dong Shik berada. Yu Ra sekilas melihat bayangan. Ia langsung masuk menemui Dong Shik.
“Siapa yang baru saja masuk? Siapa?”
“Tidak. Tidak ada yang datang.”
“Jangan berbohong. Kakakmu datang bukan? Kamu bertemu dengan Na Wang Shik. Jangan berbohong.”
“Aku tidak bertemu dengannya. Sungguh. Dia tidak datang.”
Yu Ra berpikir dalam hati. “Apa yang terjadi? Jika permaisuri mengalihkan perhatian dengan menjatuhkan kelereng, artinya mereka bersekongkol?”
Yu Ra berkata lagi pada Dong Shik. “Lepaskan jaketmu. Bukankah kamu gerah?” dan Yu Ra melihat lencana di baju Dong Shik. “Ini lencana kepala pengawal. Kenapa kamu memilikinya?” Yu Ra mengambilnya.
“Aku memungutnya saat berjalan di sini. itu sangat keren.”
“Kamu sungguh memungutnya? Lencana ini?”
Dalam hati Yu Ra ngomong gini. “Dia menghilangkan lencana kepala pengawal pemberian kaisar? Chun Woo Bin menghilangkan ini?”
***
Yu Ra menelpon Pak Joo.
“Ada yang mencurigakan dengan Chun Woo bin, sekolah, kampung halaman, keluarga atau teman-temannya. Aku tidak peduli apapun itu, selidiki semuanya tentang dia. antara dia tidak memihak keluarga kekaisaran atau berhubungan dengan Na Wang Shik.”
“Baik. Aku akan mengungkap identitas Chun Woo Bin.”
***
Bin menemui Sunny di tempat tinggal Sunny.
“Ijah bisa saja memergokimu. Kenapa dia membawa Dong Shik kemari?”
“Aku yakin dia bersepakat dengan Mak Suri, dia menggunakan dong shik sebagai umpan untuk menangkapku.”
“Meninggalkan putranya belum cukup baginya, teganya dia memanfaatkan Dong Shik untuk bertahan hidup?”
“Aku mencemaskan apa yang akan terjadi.”
“Lee Hyuk tidak tahu tentang dia bukan? Bahwa Dong Shik adalah adik NWS?”
“Andai tahu, dia tidak akan membiarkannya hidup.”
***
Mak Suri berkata. “Kita sudah mengurung bocah itu, kini apa rencanamu?”
Yu Ra menjawab. “ada perangkat pelacak pada jam tangannya. NWS mungkin tahu adiknya berada di sini. kini dia akan segera menunjukkan diri.”
“Dia tidak akan datang semudah itu. aku yakin dia tahu ini adalah jebakkan.”
“Dia akan datang karena tahu adiknya bisa mati. Dia sangat menyayangi adiknya. Jangan khawatir, Yang Mulia. NWS sudah dekat.”
***
Hyuk membaca.
Setelah mencuri jasad Nona Spenser. nelayan itu mengubur jasadnya di kebun bunga freesia dengan kalung safir biru, yang merupakan hadiah pernikahannya.
“Itu tidak mungkin. Dia sudah dikremasi.”
Bin masuk ke ruangan Hyuk sambil membawa hasil tes.
“Yang Mulia, aku sudah mengambil hasil tes analis komponennya.”
“Bagaimana hasilnya?”
“Menurut uji DNA. Abu itu bukan abu manusia.”
“Berarti, So Hyun…” Hyuk terduduk karena kaget.
“Anda baik-baik saja?”
“Celaka. Aku harus menemui Yoon.”
***
Di sebuah jembaran pada siang hari. Bin mengantar Hyuk untuk menemui Yoon.
Hyuk langsung mencengkeram kerah Yoon. “Apa saja yang kamu lihat malam itu?”
“Kurasa kamu sudah membaca novelnya.”
“Jawab aku. Kamu mencuri jasadnya dari krematorium?”
“Kenapa? kamu takut jasad itu benar-benar dicuri? Apa kamu menyaksikannya dikremasi? Kamu masih memercayai Ibu? Jika kamu mau tahu kebenarannya, kamu juga harus terus terang. Siapa yang membunuh permaisuri So Hyun? kamu atau Ibu? Sesulit itukah mengakuinya? Apakah kamu benar-benar mencintai Permiasuri So Hyun? lupakan dulu gelar Kaisarmu. Kamu harus malu sebagai pria, suami dan ayah.”
Hyuk akan memukul Yoon. Namun ditangkis. Yoon kini yang memukul Hyuk. “Aku telah mengatakan semuanya di dalam novel itu. terserah kamu mau percaya atau tidak.” Yoon pergi.
***
Dong Shik, Ari dan Sunny ada di meja makan.
“Senang bertemu denganmu. Aku Ari Gungju.”
“Sama-sama. aku Dong Shik. Permaisuri adalah mamamu?”
“Mama? Apa maksudmu? Bahasa apa itu?” Ari aneh. *kedengarannya kayak Ommonie apa yhaaa… mian gitulah.
“Itu dialek. Putri Ari.” Ucap Sunny.
“Ada bahasa yang tidak aku pahami? Yak… kamu tinggal di mana?”
“Aku tinggal di Bichido, pulau kecil di Jeolla-do.kamu tidak akan mengetahuinya.”
“Terpencil? Isssssshhh kamu mengejekku ya?” *Dong Shik bilang terpencil mungkin pakai semacam bahasa daerah. “Aku tahu semua bahasa. Mana mungkin aku tidak memahamimu?”
“Astaga. Itu bahkan bukan bahasa asing. Kamu tidak memahami bahasa korea? itu bahkan semakin mengherankan.”
“Mengherankan? Itu artinya apa?”
Para pelayan hampir tertawa. Namun Sunny tersenyum melihat keduanya. “Apa? Kalian semua mengerti? Hanya aku yang tidak mengerti?ahhh aku kesal sekali. Memang siapa dia lebih baik daripada aku?”
“Astaga… Ibu senang melihat Ari Gungju mendapatkan teman baru. Baik. Apa aktivitas kita, setelah makan?”
Yu Ra menjawab. “Tidak. Dong Shik ada urusan. Jadi dia harus pergi.”
“Tidak!!! Dia tidak boleh kemana-mana. Aku harus mempelajari dialek itu. ajari aku. Terpencil, mama, mengherankan. Akan aku pelajari semuanya hari ini!!!”
Bin muncul di hadapan mereka. Sunny hanya mengangguk.
***
Hyuk sedang minum-minum. Sunny menemuinya.
“Permaisuri. Ada apa kamu datang kemari selarut ini?”
“Aku datang karena khawatir. Kenapa kamu tidak bisa memberitahuku? Jangan dijadikan beban. Ceritakan saja padaku.”
Hyuk menenggak minumannya lagi. Sunny masih bertanya. “Kamu membaca novel itu? bab terakhirnya sungguh membuatku penasaran. Bagaian yang mengatakan bahwa nelayan itu mencuri jasad Nona Spenser dan menguburnya di kebun bunga freesia. Itu hanya novel, jadi, itu pasti fiktif, tapi untuk berjaga-jaga. Aku mengelilingi istana untuk mencari bunga freesia.”
“Tentu saja tidak ada.”
“Benar sekali. Kudengar kamu membakar semua bunga freesia setelah permaisuri So Hyun tiada. Tapi masih ada.”
“Apa maksudmu?”
“Ada kebun bunga freesia di kebun Ibu Suri.”
“Tidak mungkin. Kamu pasti keliru. Itu tidak mungkin.”
“Aku yakin itu bunga Freesia. Maafkan aku… aku tahu kamu sudah gelisah. Aku seharusnya tidak mengatakan itu. jangan terlalu banyak minum. Jangan membuat dirimu sakit. Aku pamit yaaa…”
Sunny pergi.
Hyuk menenggak minumannya. “Mana mungkin ada freesia di istana? Tidak mungkin.”
Di lorong, Sunny berapapasan dengan Bin dan hanya saling mengangguk.
***
Hyuk mabuk. Ia keluar ruangannya dan menuju suatu tempat. Ia keluar lewat pintu rahasia di kamar mandi. Bin mengikuinya dan melaporkannya pada Sunny.
Kini Hyuk ada di kebun dan mencari freesia. Ia menemukannya. Ia kalap dan langsung mencabuti bunga.
Hingga lampu menyala. Semua orang datang. termasuk para reporter.
Yoon berkata. “Sedang mencari apa di sana? Kamu mencari jasad permaisuri So Hyun yang kamu bunuh?”
Sunny bertanya. “Apa yang terjadi hari itu? kamu sungguh membunuh putri So Hyun?”
Mak Suri berkata. “Teganya kamu melakukan ini. Ibu sangat kecewa. Kamu datang untuk menghancurkan bukti atau semacamnya?”
Hyuk tersenyum. “Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apa pun.!!!!” Hyuk kemudian teriak.
Yoon berkata. “Permaisuri So Hyun tidak ada di sana. Aku memakamkannya di pekarangan di depan kamar Permaisuri. Orang mati tidak berbohong. Bukti kuat ada di jasad itu.”
“Apa? Dasar kamu…” Hyuk mengalami sakit kepala. Ia terjatuh di atas bunga freesia. Hyuk pun menangis.
Lanjut ke bagian 2. klik di sini kelanjutannya.