Sinopsis Hotel del Luna Episode 12 Part 3

Sinopsis Hotel del Luna Episode 12 Part 3 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. terima kasih sudah membaca dan selamat santai aja.

Seo dirawat di rumah sakit. Saat Yeon Woo datang bersama rekan kepolisiannya. Di ranjang sudah tidak ada Seo lagi. Rupanya Seo kabur.

Seo Ji Wan nampak menaiki tangga. Ia mengingat saat Chan Sung bertanya apa hobinya adalah membunuh orang.

“Apa maksudmu?” tanya Seo.

“Kamu membunuh orang.”

“Kata siapa?”

“Orang yang kamu bunuh ada di sini bersama kita.”

“Kamu gila.”

“Kamu pikir semuanya sudah berakhir begitu orang mati?” Chan Sung mengambil salah satu botol anggur. “Jiwa mereka masih ada. korban ketujuhmu ada di sini bersama kita saat ini. dan ini adalah darahnya. Haruskah aku menemukan 6 lainnya agar kamu percaya kepadaku?”

Chan Sung kemudian membariskan botol-botol yang ada.

“Siapa kamu?”

“Aku tidak menemukan mereka. Korbanmu yang melakukannya.”

“Jangan berbohong kepadaku, tidak mungkin.”

“Kamu mungkin tidak tahu ini, tapi dia di sebelahmu selama ini. dia juga memberi tahu aku apa yang kamu sembunyikan di belakangmu.”

Di belakang Seo, ia membawa suntikan. Hantu pun menyentuh tangannya.

Saat itulah Seo kalap dan menyerang Chan Sung.

***

Seo rupanya masih di rumah sakit. Ia ada di tangga darurat. Saat melihat ada pasien yang sedang teleponan, Chan Sung pun memukul kepalanya. Ponsel pasien itu pun ia rampas.

*Chan Sung dihubungi polisi untuk pergi ke RS.

****

Chan Sung datang, rupanya ia diminta menemui Seo Ji Won yang ada di atap gedung. Di pinggir sekali. “Kamu datang?” Ucap Seo. “Berkatmu aku di sini.”

“Tidak. Ini karena ulahmu. Yang menempatkanmu di sini adalah korban yang kamu bunuh.”

“Kamu bilang hantu itu ada. saat ini pun hantu membantumu?”

“Ya. Dia sedang memandangiku saat ini.”

Ada Man Wol nyender di pembatas. “Dia orangnya? Haruskah aku mendorongnya saja?”

“Tidak. Jangan.” Ucap Chan Sung. “Dia harus hidup dan membayar kejahatannya.”

“Baiklah. Aku tidak mau mendapat masalah karena sampah ini.”

“tentu saja.”

“YAK!!! Apa yang kamu lakukan?” tanya Seo.

“Aku sedang berbicara dengan pelindungku mengenaimu.”

“Ahhh Ku Chan Sung. Hidupku mulai berantakkan gara-gara kamu.”

“Tidak, gara-gara kamu sendiri.”

***

Kilas balik saat mengusut kasus sancez.

“Apa kamu punya bukti bahwa aku pengirimnya?” tanya Seo saat membuka kotak berisi pistol. “Juga, siapa yang memercayaimu? Kamu pikir kamu sesuatu hanya karena kamu pintar, bukan? Kamu bukan apa-apa.”

“tidak ada yang percaya kecuali satu orang. Orang yang sangat mengenal putra bungsunya yang mengirim putranya ke LN. Aku membicarakan ayahmu, si hakim. Bagaimana kalau taruhan? Antara seorang putra yang tidak bisa diandalkan sama sekali dan siswa pintar dari universitas bergengsi. Siapa yang akan dipercaya ayahmu?”

Chan Sung memutar pistolnya di meja sebagai cara mengintimidasi.

“Sebelum aku beri tahu ayahmu tentang semuanya, pergilah dengan tenang.”

***

Seo masih bicara di tepi gedung. “Harusnya kutarik pelatuknya saat itu.”

“Apa kamu mengenalnya secara pribadi?” tanya Man Wol.

“Takdir buruk yang mempertemukan kita. Aku kira sudah terputus, tapi kami bertemu lagi.” *Man Wol inget kalimat Mago Hitam di mana Chan Sung jadinya ketemu orang yang bikin dia susah. “Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawamu adalah tetap hidup dan membayar dosa-dosamu.”

“Dosa-dosaku? Aku hanya melakukan apa yang orang lain perintahkan. Apa kamu betapa antusiasnya orang saling membenci dan mengumpat orang lain?” Seo menunjukkan web hello. “Pemain sepak bola mencetak gol karena itulah yang diinginkan orang. Dan aku membunuh orang-orang karena itulah yang diinginkan orang, jadi bagaimana itu dibilang tanggung jawabku?”

“Itu mungkin tempat orang-orang untuk mengekpresikan emosi kotor mereka. Tidak ada yang ingin melakukan hal kotor seperti kata-kata mereka. Turun Seol Ji Won!!!”

“Aku juga mengungkapkan kalimat sampahku padamu. Aku harap ini menerima banyak dukungan.” Ponsel dilepas. Seo terjun.

***

Di bawah. Seo sudah berlumuran darah. Semua sudah terlambat.

Lanjut ke bagian 4 ya. klik di sini.

Tapi saya mau komen dulu…

Saya merasa drama ini udah mulai kedororan. Maaf yes. Ini Cuma unek-unek aja.

Gini. Misal emang mau bener-bener mengangkat drama kriminal dikit-dikit yaa harus runut kan ceritanya?

Misalnya, kok iya Seo dibiarkan sendiri di atap dengan Chan Sung tanpa kehadiran para detektif. Sedangkan kan detektifnya tahu Seo ada di atap dan minta Chan Sung datang untuk bicara.

*kehadiran polisi di sini kok kaya bumbu doang kesannya. Bahkan bumbunya nggak bikin kerasa. Nggak bikin ceritanya jadi sedap.

Dan juga. Kalau Chan Sung adalah seorang saksi, harusnya dia dibawa ke kantor polisi. Nahh Chan Sung malah ke del luna dan ngobrol bareng Man Wol.

Gimana yaa… eksekusinya kurang halus nih.

You May Also Like

3 Comments

  1. Setuju kak ceritanya mulai kedodoran masa pembunuh berantai di tinggalin gitu aja tanpa ada yg jagain sampai bisa kabur. Di Indonesia aja maling motor di borgol ke kasurnya wkwk.

    Dan romance nya yuna sama ji aku ngerasa kok seperti di paksain gitu.

    Ending eps ini the best lah
    Yeo Jin Goo is noona killer wkwkwkkw

    1. terus masa iya itu leher digorok sampai berdarah pun masih bisa berkeliaran.
      kita masuk angin aja males ke mana mana kan? wkwkwkkwkwkw

      ya… Yoona dan Ji kayak jatuh cinta dengan kisah yang nggak cukup ngena sih.

      aku malah menantikan cerita kenapa Ji, Choi dan Kim nggak mau ke alam baka juga. malah nggak diangkat secara gamblang.
      udah mulai agak sedikit “nggak puas” sama jalan cerita.

      1. Aku juga penasaran sih masa lalu Ji Kim dan Choi alasan kenapa mereka tetap di del luna.
        Karena sejauh ini cuma sedikit doang
        Yg di bahas, seperti Ji yg menuggu adiknya meninggal. Kim yg malu bertemu leluhurnya dan Choi akan kebenciannya terhadap sebuah keluarga yg ingin dia bunuh

Leave a Reply to besokpagi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!