Sinopsis Hotel del Luna Episode 15 Part 1 – Episode sebelumnya di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. dan bersiaplah, ini adalah minggu akhir dari Hotel del Luna. Reviewnya akan dibuat secara terpisah nanti di blog besoksore. Oh yaa.. di besoksore juga nggak pakai kesan pertama karena udah banyak komen di sinopsis. Episode kali ini 1 jam 22 menit.
“Jika Jang Sajang pergi tanpa kembali. Setidaknya aku harus mengucapkan salam perpisahan.” Ucap Kim di lorong menuju alam baka.
“Akan lebih baik jika dia bisa pergi sesudah sembuh dari kebencian yang melekatnya.” Ucap Choi.
Ji menambahkan. “Kita harus saling mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi.jangan biarkan tanpa pamit. Berjanjilah.” Ji memberikan kelingkingnya. Mereka pun berjanji.
“Tapi, menurutmu apa yang akan terjadi dengan hotel ini?”
“Seperti biasa. Malaikat maut tidak pernah memberi jawaban. Tapi sepertinya Mago bersiap untuk menyokong pemilik baru.”
****
Mago obat sibuk membuat obat. “Berfermentasilah sampai bulan purnama berikutnya. Kini, aku hanya perlu menambahkan bahan terpenting yaitu bunga pohon bulan.”
Mago mencari-cari di kotak. “Ahhh bunga pohon bulan sudah habis.”
***
“Kudengar kamu menyuruh Mago pemilik toko herbal membuat anggur untuk pemilik baru sanggarloka bulan.” Ucap Malaikat Maut pada Mago Bunga di depan pohon bulan.
“Alkohol itu sedang difermentasi, tapi rasanya akan sangat pahit bagi orang yang memiliki dendam mendalam. Ketika Jang Man Wol minum anggur itu, dia ingin mencabut lidahku, katanya.”
*dulu saat Man Wol masih jadi arwah dan minum anggur di episode 1. Ingat??? yang rasanya anjay itu.
Mago masih bicara. “Siapapun yang minum anggur itu akan terikat dan tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan dan kematian. Pohon bulan akan menghisap sisa umurnya dan berganti tubuh. Dan jiwa itu akan terikat dengan pohon bulan yang menjadikannya pemilik sanggarloka bulan. Anggur harus siap pada bulan purnama berikutnya. Tapi pohon bulan sudah tidak ada.”
“Aku akan mencarinya.” Ucap Malaikat Maut. “Di mana aku bisa menemukannya?”
“Itu hanya mekar pada Sanggarloka Bulan. Tapi tidak ada bunga di sini. Mungkin di taman saat itu? Di taman 200 tahun lalu.”
“Maka, aku harus pergi ke sanggarloka bulan 200 tahun lalu.”
“Kamu tidak perlu pergi. Aku akan mengutus orang lain.”
***
Chan Sung masuk ke tempat Man Wol dan bertemu Choi.
“Kamu datang lebih awal lagi.”
“Barangkali saja dia ada di sini.”
“Aku punya sesuatu untukmu.” Choi memberikan obat yang dulu dari Mago dan disimpan Man Wol. “Obat ini bisa membuatmu tidak bisa melihat hantu. Sebelumnya, sajangnim meminta bantuanku.”
Kilas balik.
“Jika kamu pikir Ku Chan Sung tidak seharusnya datang ke sini lagi, aku ingin kamu memberinya ini.”
“Kenapa kamu memberikannya kepadaku?”
“Aku memberikan padamu untuk berjaga. Karena kamu yang paling kupercaya.”
Kilas balik selesai.
***
“Selama ini aku percaya dia akan kembali. Tapi sekarang, kupikir sudah waktunya aku memberikan ini kepadamu.”
Chan Sung menerimanya. “Sepertinya kamu beranggapan dia tidak akan kembali.”
“Alasan Sajang-nim meninggalkan obat ini karena dia ingin kamu hidup dalam kenyataan. Bukannya tinggal di sini karena dia.”
Choi pergi. Ada suara Man Wol memanggil. “Ku Chan Sung. Coba tebak, apa yang akan kumakan dengan gaun ini? aahhh kamu tidak tahu sama sekali. Sudah jelas nasi thistle. Ayo pergi…” biasalah Man Wol ganjen.
Dan di mana-mana… Chan Sung melihat Man Wol lagi.
Lanjut ke bagian 2. Laperrrr cuy. Masak dulu. klik di sini kelanjutannya.