Sinopsis Mother of Mine Episode 36 Part 2 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. Terima kasih susah membaca dan nungguin updatean di besokpagi.com yaaa….
Mi Sun disidang oleh Ibu Mertuanya Mi Ok.
“Jadi, kamu sudah sadar sekarang? Kenapa diam saja? Kamu minum cukup banyak sampai bisa berteriak-teriak. Pengarmu sudah hilang?”
“Sudah,”
“Apa? Sudah? Kamu mau melototi Ibu begitu? Kamu mau apa? Memang kamu merasa benar? Kamu seorang istri dan seorang ibu. Kamu mabuk-mabukan dan berteriak di tempat umum. Dan membantah perkatanku. Kamu ingat ucapanmu kemarin?”
“Ya, aku ingat. Aku melakukannya karena sungguh kecewa. Aku tidak bisa menginggalkan Da Bin kepada ibuku. Kucoba menjual sepedanya Jin Soo untuk mempekerjakan pengasuh. Tapi ibu malah melarangku. Ibu menawarkan menjaga Da Bin lalu meminta bayaran. Tapi saat aku membayar ibu, ibu malah melemparkanku dengan uangnya dan bilang ibu bukan pengasuh. Kenapa ibu seperti itu? Apa maumu?”
“Aku menganggapmu putriku sendiri. Aku tidak membencimu.”
“Aku bukan putri Ibu. Mana bisa menantu menjadi putri? Menantu ya menantu saja. Aku dianggap putri saat ibu sedang terpojok? Kenapa aku bukan putri ibu saat menjaga Da Bin dan makan malam dengan Ibu? Ibu memask ikan corvina untuk Jin Soo. Tapi aku yang katanya putrimu, hanya makan sisa dari Da Bin. Juga, saat Jin Soo bilang dia agak lelah. Ibu menyuruhnya pulang dan beristirahat. Kenapa aku, putri ibu, harus mencuci piring kotor dan menggosok kamar mandi? Jin Soo juga mabuk. Aku juga boleh minum saat sedang stres.”
“Memangnya kamu stres karena apa?”
“Aku bisa stres karena banyak hal. Kebanyakan penyebabnya karena Ibu.” Keduanya saling berteriak. Wkwkkw.
*****
Emak membuka kotak. Di dalamnya ada tabungan. Tabungan untuk Mi Sun, Mi Hye dan Kang Mi Ri.
Ibu membuka tabungan milik Mi Ri. Ada 3114 dolar. Kemudian tak lama, Emak pun bergegas pergi dan menitipkan kedainya pada Paman Young Dal.
****
Di dalam restoran, Jae Bum sedang bicara dengan rekannya.
“Apa mungkin kamu tersinggung karena kami tidak tahu seleramu dan mengirimu ayam asam manis?” Tanya rekan Jae Bum.
“Memang benar aku suka sushi, salad, dan anggur. Tapi bukan itu alasannya.”
“Lantas, apa alasan kamu menolak memperpanjang kontrak dengan perusahaan kami?”
“Aku mau rehat menulis naskah drama untuk fokus pada hidupku.”
***
Jae Bum datang ke Dong Dam Gil dan Pater langsung memeluk anjingnya. Takut diculik lagi. Wkwkwk.
“Yak!!! Park Jae Bum.” Ucap Mi Hye.
“Ada apa lagi? Kita sudah bersepakat. Syaratnya adalah kamu tidak akan datang ke lingkungan sekitar sini.” Ucap Woo Jin.
“Hari ini aku tidak kemari sebagai pacarnya Mi Hye. Aku kemari sebagai penulis. Mau bicara di atas?” kok ada yaaa orang kayak begini?
****
“Ada apa?” Tanya Woo Jin.
“Aku mau bekerja di Dong Dam Gil.” Jae Bum mengeluarkan sesuatu. “Ini proposalku. Yang satu untuk menerbitkan naskah fatal anda dangerous her. Yang ini mungkin mengejutkanmu, rahasia Bang Jae Bum dalam menulis naskah drama yang mendapatkan rating 40 persen.”
Peter pun mengambil proposalnya.
Jae Bum sesumbar lagi. “Kamu tidak mau meneken kontrak denganku. Bang Mememsona, penulis naskah korea terpopuler.”
“Yak Banga Je Bum. Kamu sudah gila? Kamu ini kenapa?” Ucap Mi Hye.
Tapi Peter langsung memberi tahu Woo Ji, ia sangat antusias. “lihat ini.”
Woo Jin akhirnya melihat proposal itu.
****
Emak mengajak Mi Ri makan siang bersama.
“Ibu tidak apa-apa makan piza dan pasta begini?”
“Apa? Memangnya ibu orang kuno? Ibu bisa makan ini.”
“Bukan begitu. Semua ini berminyak.”
“Ibu bisa memakan ini kapan pun.” Mereka pun makan. Sumpah saya lapaaaarrr lihatnya!!!!
“Bagaimana lokakarya Mi Hye?”
“Lancar.”
“Baguslah. Ibu harus lebih memperhatikan Mi Hye. Ibu tahu? Dia pendendam.”
“Pikirkan saja dirimu sendiri! Kapan kamu mau menikah?”
“Apa? Ibu jauh-jauh kemari untuk mengatakan itu? Ada apa?”
“Ibu hanya mampir setelah menemui seseorang.”
“Ibu menemui siapa?” akhirnya…. keduanya malah makan bersama dan Ibu belum bilang maksud dan tujuannya datang.
****
Emak malah diajak ke kantor Mi Ri. Di kantor tidak ada siapa-siapa karena orang-orang sedang makan siang. Ibu diajak minum kopi di kantor Mi Ri.
“Ini ruangan yang sangat bagus.”
“Ini pertama kalinya ibu kemari.”
“Kamu tidak pernah mengundang ibu. Ahhh bagus sekali. Kamu sangat sukses.”
“Aku berutang semuanya kepada ibu.”
“Kamu tidak berutang apapun. Kamu giat belajar dan bisa mencapai titik ini. Ibu pun baru menyadari kamu benar-benar sukses. Ini membuat ibu bahagia.”
“Astaga… kenapa ibu bersikap begini? ada sesuatu bukan? Ibu kemari untuk mengatakan sesuatu. Katakanlah ada masalah apa?”
“Kamu peka sekali.” Ibu mengeluarkan dua tabungan dari dalam tasnya. “Ini… yang satu dari ibu kandungmu. Lalu satu lagi, tabungan cicilan yang ibu buka untukmu. Jumlahnya tidak seberapa.”
“Omma… kenapa memberikan ini kepadaku?”
“Jika kamu mau belajar di LN, pergilah. Ibu baik-baik saja. Buku baru Mi Hye akan segera terbit. Dia akan membiayai dirinya sendiri mulai sekarang.”
“Omma…”
“Ibu tahu segalanya. Bahwa kamu memberi Mi Hye uang jajan selama sebulan selama 10 tahun terakhir ini. Kamu tidak perlu melakukannya lagi. Kamu harus menjalani hidupmu sendiri. Kamu tidak bisa mengurus ibu dan para saudarimu selamanya. Kamu tidak perlu melakukannya lagi. Lakukan saja keinginanmu dan jalani hidupmu sendiri. Ibu berharap kamu akan belajar di LN setelah menikah nanti. Seorang wanita yang pintar pun pasti membutuhkan suami. Jadi, ibu mau kamu menikah lebih dahulu.” Ibu dan Mi Ri pun menangis.
“Ibu menemuinya? Dia mengatakan sesuatu?”
“Tidak. Ibu hanya ingin melakukan sesuatu demi kamu untuk terkahir kali.”
“Aku tidak butuh. Kenapa harus terkahir kali? Kenapa ini kali terkahir bagi kita? Kenapa ibu bilang begitu? Aku putri Sun Ja selamanya. Aku bukan putrinya!!! Kenapa ibu mencoba mengabaikanku?” Mi Ri pun menangis.
“Tidak, bukan begitu. Ibu tidak bermaksud begitu.”
****
Mi Ri menerobos masuk menemui In Sook di ruangannya.
“Anda bilang apa? Anda bilang apa kepada ibuku?”
“Seung Yeon ah….”
“anda menyuruhnya mengirimku belajar di LN? Anda meminta bantuannya?”
“Pelankan suaramu. Ini ruanganku.”
“Kenapa? Anda takut orang-orang akan dengar bahwa aku putri anda? Anda takut kehilangan segalanya? Karena itu anda mau menyingkirkanku? Karena itulah anda meminta ibuku mengirim putrinya padahal ibuku telah menjalani seumur hidupnya demi anak-anaknya?”
“Siapa ibumu? Aku ibumu, Seung Yeon.”
“Jangan panggil aku Seung Yeon. Aku tidak pernah menganggapku sebagai putri anda. Anda takut aku hanya menjadi penghalang. Dengarkan aku, aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini. Jika tidak mau aku di sini. Andalah yang harus pergi. Aku akan tetap di sini sampai mati. Jangan berani-berani memecatku. Atau aku akan membeberkan segalanya. Bahwa aku adalah putri anda!!!”