Sinopsis Mother of Mine Episode 9 Part 2 – Episode sebelumnya ada di tulisan yang ini. selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini yaaaaa guyssss… mareeeeehhhh!!!!
Seperti biasanya, Mi Sun curhat dengan rekannya bernama Nona Seo.
“Ada apa lagi kali ini?” Tanya Nona Seo. Belum sempat menjawab. Ada 2 karyawan junior yang kemarin dimarahi Mi Sun di toilet pun masuk. Mereka berdua memberi hormat.
“Bolehkah kami minum kopi?”
“Silakan silakan.” Ucap Mi Sun.
Mereka beruda mengambil kopi dan memberi salam kembali. “Aku permisi dulu….”
Nona Seo merasa aneh. “Ada apa dengan mereka berdua?”
“Sunbae pulang cepat saat makan malam perusahaan?”
“Ya.”
“Aku sudah bicara dengan mereka dan memberi mereka pelajaran. Mereka amat lancang bicara di belakang kita. Jadi, kutunjukkan kepada mereka apa yang bisa aku lakukan.”
“Akhirnya Kang Mi Sun….. kamu hebat. gadis pintar. Kamu mentertibkan mereka. yaaa… begitulah seharusnya kamu menjalani hidup. di rumah atau di kantor, tidak perlu merasa minder.”
“Bukan itu masalahnya sekarang.” Mi Sun kembali merengek lagi.
“Apa? Benar juga. Ada yang terjadi?”
“Ibuku dan ibu mertuaku bertengkar.”
“Akhirnya. Itu terjadi juga. Jangan cemas. Pertengkarannya sudah berakhir.ibumu akan menang. Belakangan, orangtua yang mengurus cuculah yang akan menang. Ibu mertuamu melupakan itu dan bertindak gegabah… yakkkk… jika ibumu tidak mengasuh anakmu, siapa yang akan mengurusnya? Tentu saja. ibu mertuamu!!!! Kenapa dia membuat ibumu yang mengasuh Da Bin dan melakukan tugas rumah tangga? Aku tidak paham. aku yakin dia menyesal sudah bertengkar sekarang.”
“Aku amat cemas. Tempramen ibu mertuaku buruk. Dia akan bertengkar sampai mati.”
“Aigooo… dengar. Itulah alasanmu harus bersatu dengan ibumu.” Kemudian Nona Nona Seo berbisik pada Mi Sun.
***
Mi Sun kini menelpon Ibu mertuanya yang sedang repot menjempur pakaian di rumah Mi Sun. Wkwkwkwkwkkwkwkwkw…
“Ibu… terima kasih. Ibuku bilang kepadaku. Ibu bilang, akan mengurus Da Bin mulai sekarang?”
“Apa?”
“Terima kasih…” wkwkwkkw Mi Sun licik juga.
“Tidak…..”
“Aku tidak tahu begitulah perasaan ibu dan sebenarnya agak kesal. Kurasa tidak ada yang mengalahkan kasih sayang seorang Ibu. Ibu, pasti akan kubalas.”
“Mi Sun, apa maksudmu?”
“Terima kasih, Bu. Akan kujemput Da Bin nanti dan kutemui Ibu.”
“Apa? Kamu akan membawa Da Bin? Tidak… jangan kemari. Jangan….”
Mi Sun menutup telpon sambil tertawa.
Sementara Ibu mertua jahat bilang… “Apa? Apa yang aku dengar barusan? Aku bilang akan mengurus Da Bin? Apa yang wanita itu katakan kepada Mi Sun? Tunggu… apa dia melakukan iniagar aku mengurus Da Bin selamanya? Hanya karena ucapanku? Aahhh kenapa aku membuat besanku kesal?”
***
Mi Ok akhirnya menelpon putranya Jin Soo. “Kamu di mana?”
“Tentu saja di kantor. Ibu bicara apa?”
“Ada hal buruk terjadi. Ini darurat.”
“Keadaan darurat apa yang Ibu maksud?”
“Ini soal Ibu mertuamu. Ibu bertemu pagi ini tepat di luar sini……..” dan keknya bla-blaaa…
Hingga Jin Soo terbata-bata menjawab. “Kenapa Ibu bertengkar dengan Ibu Mertuaku? Ibu seharusnya menahan diri. Apa? Ibu menyebutnya bodoh? Apa omma sudah gila? Aku melakukan beragam hal untuk menenangkannya dan ibu mengacaukan semuanya. Kurasa Ibu lebih bodoh dari pada dia!!!!apa rencana Ibu sekarang???? ini gila!!!!”
Jin Soo teriak-teriak sampai nggak sadar dia dilihatin seluruh pegawai yang ada. wkwkwkwkkw…
****
Jae Bum datang kembali ke kedai Emak. Di dalam, masih ada Paman Young Dal yang sedang olahraga… Ehhh Jae Jum malah ikutan olahraga. Wkwkwkkw… kayak boybennnnnn…
Mereka berdua pun akhirnya mengobrol.
“Di mana Ommonim?” Tanya Jae Bum.
“Dia masuk ke kamar untuk istirahat.”
“Lalu Mi Hye?”
“Aku tidak tahu. Dia mungkin di rumah.aku tidak melihatnya pergi hari ini. kenapa? sadar bodoh…. strategimu salah.”
“Ahjussi tahu?”
“Bagaimana tidak? Itu amat jelas. Mobil mahal dan setelan bagus. Mantan yang sukses datang di kala krisis. Kamu berusaha menjadi Pangeran Tampan yang menyelamatkan putri. Tapi ada sesuatu yang kamu lupakan.”
“Apa itu?” Tanya Jae Bum serius..
“Mi Hye bukan putri yang harus diselamatkan. Dia penjahat keji. Dia senang mengikuti tren sesaat. Dia berkencan dan mencampakkan pacarnya. Kamu tahu berapa tempramentalnya dia? dia tidak peduli dengan romansa sama sekali. Bagaimana taktikmu ampuh untuknya? Yakkk… pangeran tampan dan penjahat tidak akan pernah bersatu.” Waaahahh saya suka istilahnya.
“Lantas, aku harus bagaimana?”
“Pilih peran yang tepat. Alasan kalian berdua bertahan delapan tahun lalu itu……”
“karena aku berperan menjadi pelayan?” Jawab Jae Bum.
“YEEEE SATOOOO…. Tetaplah pada peranmu biasanya. Kamu lolos ujian pengacara… tidak. Minta maaflah karena sudah menjadi penulis naskah. Makin menyesal makin bagus. “aku pantas mati… maafkan aku sekali ini sajaa….dan jadilah kekasihku lagi.” Serta berikan dia hadiah. Selagi memberikan Mi Hye hadiah beri aku juga.” Wkwkwkwkkw daebak.
“Samcun!!!” Jae Bum pun teriak.
“Kamu mengejutkan… kenapa teriak???” setttt dahhh drama ini banyak orang yang teriak.
“Tidak tahukah Samchun bagaimana Mi Hye memperlakukanku selama 8tahun ini?”
Kilasss balikkkk bahhh…
Kasus 1….
Jae Bum pada malam bersalju memberikan Mi Hye bakpao.
“Mi Hye.. ini bakpao yang kamu mau.”
“Maaf. Aku berubah pikiran.”
“Aku tbtb ingin es krim. Jadi, aku membelinya. Daahhh….”
Kasus 2….
Jae Bum teriak-teriak memanggil nama Mi Hye di depan kampus. Mi Hye sedang berjemur sambil membaca buku. Jae Bum dengan senang hati menutup sinar matahari dengan tangan dan tubuhnya.
“Bagaimana kelasmu?” Tanya Jae Bum dengan riang.
“Pergilah. Bubilang pergi.”
“Baiklah…tentu…” jae Bum bahkan pergi dengan riang juga.
Kasus 3
Saat hari hujan. Jae Bum menggunakan jaket untuk melindungi Mi Hye dari hujan.
“Mi Hye kamu baik-baik saja?”
“Pegang yang benar!!!”
“Bagaimana dengan ini???”
“Aku basah semua!!!!”
“Maaf… bagaimana dengan ini….”
Mi Hye malah mengambil jaketnya dan kabur seorang diri.
***
Kembali ke Jae Bum dengan wajah sedih. “Aku tidakk bisa melakukan itu lagi.”
“Lantas… tidak tertolong.”
“AHHHHHH samcunnnnn….”
“Kamu mau aku bagaimana? Kamu amat putus asa.kamu menulis drama ternama, tapi lebih polos daripada aku. Dasar bodoh…”
***
Emak akan bekerja di restoran. Ia pun masuk ke kamar Mi Hye dan melihat anaknya masih tidur.
“AIGOOO YAAKKK!!! Kamu masih tidur??? Pukul sebegini???? Ahh apa yang harus ibu lakukan denganmu? Kamu tidak malu berada di rumah seusiamu?”
Mi Hye pun bangun. “Berhentilah menyerewetiku! Aku baru kembali dari memarkir…. aku bekerja sebagai valet.”
“Jika kamu sudah melakukannya, duduk dan bacalah sesuatu. Lantas mungkin kamu bisa lolos ujian pegawai negri.”
“Ibu kira ujiannya mudah? Aku sebaiknya pindah untuk menghindari kecerewetan Ibu!!!”
Mi Hye pun pergi, “Yakkk kamu mau ke mana!! Aauuuu apa yang harus aku lakukan dengannya?”
***
Seperti biasa Mi Hye lewat kedai dan tak sengaja menendang tong sampah.
Jae Bum langsung menarik Mi Hye… “Mi Hye…”
Namun Mi Hye langsung ngacir.
Jae Bum menarik Mi Hye lagi. “Aaku sibuk. Aku harus pergi.” Ucap Mi Hye.
“Aku akan mengantarmu.”
“Apa? Kamu bahkan tidak tahu aku mau pergi ke mana.”
“Ikut aku!!!”
***
Jae Bum menarik Mi Hye ke mobilnya.
“Kita mau ke mana?” Tanya Mi Hye.
“Maafkan aku.”
“Untuk apa?”
“Untuk semuanya.”
“Kurasa aku salah dengar.”
“Aku juga minta maaf sudah bersikap bodoh dan arogan. Aku melukai perasaanmu.” Ucap Jae Bum sok maco.
“Ada apa denganmu?dramamu tidak berjalan lancar?”
“Itu tidak akan terjadi. Anggap saja ini instrospeksi diri. Aku menyadari aku kekanak-kanakan.”
“Jadi kamu sadar?”
“Mari berhenti di sini.”
“Kenapa? teruslah bicara. Ini menyenangkan.” Jae Bum pun melirik Mi Hye. “Menjadi penulis drama bukan berarti kamu tampak keren saat menatapku. Tidak peduli apa pun kamu, kamu hanya winnie the pooh bagiku.”
“Bagaimana dengan proses menulismu?”
“Sudah kubilang, aku sudah meneken kontrak.”
“Bagus. Baguslah.”
“Sebenarnya, aku mau meneken kontraknya hari ini. kenapaaa??? Kenapa kamu tidak menjawab?”
“Bukan apa-apa. Selamat. Jadi Dol Dam Gil…”
“Ya Dol Dam Gil… perusahaan yang kini terkenal dan besar. Ada lusinan penulis yang datang dan pergi dari sana setiap harinya.”
“Akan aku antar ke sana.”
“Apa? Apa katamu?”
Jae Bum pun memutar mobilnya. “Aku sudah melukai perasaanmu sejauh ini. aku akan menyesal bahkan jika tidak bisa mengantarmu.”
“Yakkk!!!kamu tidak perlu melakukan ini.”
“Kang Mi Hye.. jebbal… tetaplah duduk dengan tenang.”
“Yakkk!!! Untuk apa aku duduk dengan tenang!!! Hentikan mobilnya.”
Keributan pun usai… sampailah sudah.
Lanjut ke bagian 3. klik di sini.