Sinopsis The King Eternal Monarch Episode 11 Part 3 – Episode sebelumnya di sini. Selengkapnya kalian bisa cari tahu di tulisan yang ini. Kalau memungkinkan untuk rekap, saya rekap saja ya.
Sekretaris melaporkan bahwa PM Koo tidak bisa dihubungi. Kali ini Peya tahu PM Koo sedang membalasnya demi kepentingan tertentu.
***
Peya menemui dua tahanannya. Tahanan pertama Kim yang ditangkap di Republik korea dan kedua Lee Sang Do yang kemarin membersihkan kuda.
Mereka berdua ditanyai mengenai keberadaan toko buku. Lee Sang Do boro-boro tahu dan minta diampuni.
Beda dengan Kim yang memang pengikut sejati dari Lee Lim. Dan Perintah Peya adalah memenggal Kim.
Eksekusi itu bahkan diumumkan di publik.
Anak dari Pangeran Buyeong pun terdiam saat mendengar ada pengkhianat yang dipenggal.
***
Kilas balik.
Saat Jeong dan Peya mencari rumah wali Lee Kecil yang sudah tiada.
Saat itu Peya melamar Jeong. Tapi Jeong masih menolak dan mengatakan “bukan saatnya.” Jeong meminta Peya untuk hidup dalam satu hari itu saja.
Saat Jeong melamunkan masa lalunya di tengah kota.
Ia melihat seorang yang mirip dengan PM Koo. Jeong langsung mengejarnya.
“Permisi. Tolong tunjukkan pengenalmu. Aku polisi.” Ucap Jeong.
“Bukannya polisi memperlihatkan pengenalnya lebih dahulu? Kamu seperti pelaku kejahatan, bukan polisi.”
Jeong kemudian memperlihatkan tanda pengenalnya. Koo memperlihatkan ktpnya. Namanya Koo Eun A. 26 juli 1982.
Dan hanya itu saja. Koo Eun A diperbolehkan pergi.
Jeong tentu saja mencatat apa yang ia peroleh.
***
Jeong sedang belanja dengan Ayahnya di supermarket. Dari kejauhan, Luna sudah memperhatikannya. Ia mempelajari bagaimana caranya menjadi Jeong. Luna bahkan mengubah gaya rambutnya.
***
Jeong pulang, ia minum air dan keliyengan sampai pingsan.
***
Koo datang ke kedai Nari. Tanpa disengaja. Joo Yeong masuk ke sana dan kaget.
***
Peya menghitung detik-detik yang membeku. Ia menghitungnya di papan. Udaahhh mumet gitulah. Wkwkwkkw biar Peya yang urus.
Seok ternyata menemukan toko buku yang dimaksudkan Peya. Ia memberikan selembar foto dan pemiliknya adalah Supir Lee Lim di Republik Korea.
Peya langsung mengenalinya. Karena saat insiden pembunuhan Raja yang lama. Si supir menodongkan pistol pada Peya Kecil.
Peta langsung meremas fotonya. “Ternyata kamu masih hidup.”
*padahal saat itu si supir bahu kirinya terluka karena tembakkan.
***
Peya dan pasukannya pergi ke toko buku.
Tujuan mereka menangkap orang di dalamnya.
Di dalam toko buku ada si pemilik sedang bahagia melihat uangnya dan makan mie. Seketika baku tembak pun terjadi.
****
Kilas balik.
“Toko buku? Aku? Kenapa? Apa dia banyak bertingkah?” tanya si supir Lee Lim. Yang dikasih tahu Lee Lim di Kerajaan Korea versinya punya toko buku.
“Dia sudah tidak berguna. Kamu harus menjaga toko buku itu.” Ucap Lee Lim.
“Benar kataku. Ada yang harus aku bawa? Kapan aku ke sana? Harus apa aku di sana?”
****
Pemilik toko buku melihat uang yang bersekarakan. “Karena ini, aku tidak tahu isi kepala pikiran seseorang.” ia pun kemudian berpulang tewas.
Seok dan Peya masuk. Seok memeriksa bahu kiri si pemilik toko buku. Ternyata bahu kirinya tidak ada bekas luka.
Peya sadar. Bahwa pemilik toko buku yang ini berasal dari Republik Korea.
Peya amat geram melihatnya.
***
Jeong sudah disekap. Ia diikat dan dilakban mulutnya. Saat ia sadar, ia melihat beberapa orang menjaganya dengan baju hitam.
Jeong melihat ke arah pintu dan melihat si bocah yoyo di luar.
Tak lama, si bocah itu pun menghilang.
Lanjut ke bagian 4 klik di sini yaaa…