Sinopsis The King Eternal Monarch Episode 13 Part 1

Sinopsis The King Eternal Monarch Episode 13 Part 1 – Episode sebelumnya di sini. Selengkapnya kalian bisa cari tahu di tulisan yang ini. terima kasih sudah mengikuti yaaa…

“Bagaimana kamu tahu perang itu?” tanya Jeong pada Nenek Noh.

“Apa yang kamu pikir benar. Pada suatu dini hari yang tenang, bersamaan dengan bunyi tembakkan yang mirip dengan bunyi petir, terbukalah pintu neraka. Aku sedang bersedih karena kehilangan orangtua dan saudaraku dalam perang itu. Tbtb seorang pria datang, dan mengajakku pergi ke dunia tanpa perang. Aku hanya datang dengan membawa satu buku ini.” nenek mengeluarkan buku. “Tanpa aku tahu tidak akan pernah kembali ke kampung halamanku. Pria itu adalah kakeknya Peya. Raja Haejong. Setelah itu, bagaimana sejarah dunia sana?”

“Ada gencatan senjata tiga tahun setelah perang. Sekarang negera terbelah menjadi dua, selatan dan utara. Jadi, kami tidak bisa pergi ke Hwanghae dari Seoul. Maafkan aku, memberikan kabar buruk ini.”

“Tidak apa. aku hanya mau mendengar kabarnya. Walaupun banyak hal menyedihkan, sekarang aku paham. semuanya hanyalah takdirku. Sama seperti takdir, kamu datang ke sini juga. Sejak Peya mendapatkan tanda pengenalmu, ia menuntun pada takirmu. Tolong, jaga Peya.”

****

“Wanita itu mantan napi Peya. Kamu mau menipu rakyat?” tanya PM Koo. “Aku suka ada di sampingmu. Karena dari situ aku bisa melihatmu dengan jelas. Tapi karena kamu bilang itu bukan tempatku, aku harus bagaimana? Apa aku harus menentangmu, agar kamu melihatku?”

“Hentikan PM Koo. Kamu melewati batas.”

“Kamu punya segalanya dan kini kamu menggertakku dengan cinta? Kini apa yang membuatmu berdebar Peya? Tentu bukan kejujuran dan kesetiaan.”

Dan saat inilah ada petir. Keduanya kesakitan dan yang paling terlihat jelas adalah PM Koo.

“Aku belum pulih benar. Aku pamit.” PM Koo langung ngacir.

****

Di lorong, Jeong berpapasan dengan PM Koo.

“Kita bertemu lagi.” Ucap Jeong.

“Ya.”

“Kita bertemu di Gwangwamun, ya? kamu juga membeli sepatu, Koo Eun A.”

PM Koo langsung tertawa. “Maaf. Baru ada orang yang salah menyebut namaku di kerajaan korea. Kita hanya pernah bertemu di depan gedung KU. Bukankah kamu harusnya tahu aku jika mau tinggal di sini? Kamu buat negara heboh karena Peya melamarmu.”

“Apa yang kamu lakukan sebelum dan sesudah bertemu denganku? Tidak mungkin hanya membeli sepatu.”

“Berhenti berlagak dan minggir.” Koo mengeluarkan taringnya pada Jeong. “Kamu tidak bisa menghentikanku.”

“Kamu yang datang dan berhenti sendiri. hatimu terasa berat? rasa bersalah memang akan membuat hatimu berat.”

“Kamu mau tahu apa yang aku lakukan saat itu? Tentunya tidak hanya membeli sepatu. Maksudku, waktu kita bertemu di Gedung KU.”

Petir menyambar. Jeong kali ini melihat lukanya di leher PM Koo. PM Koo jelas kesakitan dan ia langsung ngacir.

****

Jeong lari ke ruangan Peya.

Peya akan pergi melihat forensik dari Kim.

“PM Koo. Juga punya tanda itu.”

“Kamu juga lihat?”

“Aku bertemu dengannya di koridor. PM Koo sudah melewati gerbang. Aku melihatnya di Daehan Mingguk, dan memastikannya tadi.”

“Maka itu dia membuatku tidak bisa bergerak. Untuk menentangku, menjadi pengikut Lee Lim.”

“Apa tidak masalah PM Koo tahu aku tahu soal ini? para pejabat berlaku brutal jika terpojok.”

“Lebih baik begitu. Tidak ada yang bisa menang dariku jika aku berlaku brutal. Percaya padaku, istirahatlah.”

Lanjut ke bagian 2 klik di sini yaaaa…

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!