Sinopsis The King Eternal Monarch Episode 2 Part 1

Sinopsis The King Eternal Monarch Episode 2 Part 1 – Episode sebelumnya di sini. Selengkapnya kalian bisa cari tahu di link yang ini. terima kasih yaaa… buat yang ngikutin The World iof the Married mohon sabar yaaa… soalnya drama ini lebih gercep nongol dengan subnya.

Episode kali ini 1 jam 11 menit. Mayanlah. Nggak molor banget.

Mangap-mangap dong seban dipeluk sama Lee Min Ho. Wuwuwuwu….

Kesal. Dan Lee Gon didorong.

“Apa yang kamu lakukan? Kamu gila? Tidakkah kamu membaca tanda pengenalku? Aku polisi. Apa yang kamu lakukan?”

“Menyapa. Senang bertemu denganmu. Jadi, kamu ada di dunia lain. Kamu benar-benar ada. setalah 25 tahun, kamu masih menjadi Letnan.”

“Bagaimana kamu mengenalku?”

“Aku tahu kamu sudah lama. Walaupun kamu tidak akan percaya.”

“Kalau tahu aku tidak akan percaya, kenapa masih bilang? Aku tanya sekali lagi. Perlihatkan KTP-mu.”

“Tidak bisa. aku tidak punya KTP.”

“Kamu tidak punya kenapa?”

“Karena aku hanyalah aku.” Wkwkkw

Sampe kesel si Jeong. WOIII NAMANYA SUSAH AMAT SIH. BIKIN YANG GAMPANG AJA NGAPA. SUSI KEK.

“Mungkin kamu tidak akan percaya lagi.” Ucap Lee Gon.

“Waahhh apa sebenarnya ini?”

“Sepertinya perasaanku tersampaikan dan kamu bingung. Biar kujelaskan kondisinya sekarang. Aku raja kerajaan Corea. Saat sedang mencari seseorang, tbtb aku masuk dimensi penuh kilat dan petir lalu tiba di sini. Awalnya aku merasa bingung. Tapi setelah dipikirkan, aku simpulkan ini adalah dunia paralel.”

“Ah? Ini dunia paralel?”

“Agak berbda, tapi nanti kujelaskan detailnya. Ada banyak hal yang membedakan.” Lee Gon melihat ke gedung. Ada iklan. Wkwkwk. “Ternyata dunia ini dipimpin oleh ratu, bukan raja. Sepertinya dia dicintai rakyat.”

“Tentu saja. Queen Yuna. Semua orang mencintainya.” Wkwkwkwkkwkwk

“Sama dengan aku. Sekarang, perkenalkan aku ke ratumu. Agar aku bisa berikan rumput kering dan air kepada maximus.”

“Bagaimana bisa aku mempertemukan kamu dengan Queen Yuna? Kamu harus membeli tiket.”

“Ada yang salah dengan pembicaraan kita, ya kan?”

“Saat begini, kamu terdengar waras. Sangat menyebalkan.”

*orang-orang malah memortet Lee Gon. Dikira artisss.. EMANG WOYYY.

“Jadi, maksudmu, kamu dari dunia paralel, raja kerajaan Corea? Ada petir menyambar dan kamu datang kemari. Dan kuda itu adalah bangsawan. Begitu bukan?”

“Tampaknya kamu tidak paham. apakah kamu tidak belajar sains.”

Wwkwkkw Jeong kesal daaahhh. “Ada apa dengan pria setengah mateng ini?”

“Jadi, sifatmu seperti ini?”

“Ya. ini sifatku selama 30 tahun,” Jeong mengikat rambutnya. “Kenapa?”

“Aku tidak pernah membayangkannya. Kukira kamu lembut. Mengesankan.”

“Ya. perkenalan dirimu sudah cukup. Sekarang giliranku.”

Jeong pun mendekat.

“Kamu tidak menyerahkan KTPmu, melanggar lalu lintas, dan menyentuh badan polisi yang bertugas. Benar? Kamu berhak menghubungi pengacara dan berhak untuk diam. Akan lebih sakit jika kamu bergerak.”

*diborgol. Masuk wiu wiu….

***

Termasuk maximus. Masuk kantor polisi.

Karena kudanya cantik. Difotoin terus sama polisi yang bertugas.

****

“Siapa namamu?” Lee Gon diinterogasi.

“Walaupun aku beri tahu, kamu tidak boleh memanggil namaku.”

“Kalau gitu namamu Kim Gae Dong.”

“Gae Dong itu kan kotoran anjing? Padahal masih banyak nama lain.”

“Pak Kim Gae ddong, keluarkan barang yang kamu punya. Taruh di sini. Jika tidak, aku akan mengeluarkannya sendiri.”

Ada dompet, jam, dan tongkat diserahkan.

Ada jimat di dalam dompet.

“Itu jimat dari kepala wanita istana yang mengkhawatirkan keturunan kerajaan.”

“Semoga beruntung.”

Kemudian mengeluarkan uang. dikiranya uang palsu. Wkkwkwkw kalau nggak uang monopoli. Bahkan bisa didakwa pembuatan uang palsu.

Kemudian rekan polisi lain membawakan alat pengecek sidik jari.

Lee Gon langsung ditarik tangannya.

“Jangan pikir aku mudah takluk. Tubuhku sudah dilatih dengan olahraga.” Ucap Lee Gon. “Kamu tidak percaya? Aku bisa membuktikan. Medayung, berkuda, taekwondo, anggar, tinju….”

 

****

Pangeran bertanya pada Nenek No. “Peya pergi?”

“Doa pergi diam-diam sore ini.”

“Pantas saja penjagaan lebih ketat. Sudah kuduga. Kemana lagi kali ini?”

“Dia tidak bisa ditebak. Kapten Jo berkata Peya menghilang ke arah hutan bambu dekat dengan lapangan pacuan kuda.”

Malah ketawa. “Dia berani sekali kabur.”

“Ini tidak becanda. Kali ini Yang Mulia harus bicara padanya.”

“Aku pakai cara apa kali ini? sakit lambung akut sudah? penyakit lambung sudah.”

“Pertama, kita coba pakai cara seperti tahun lalu. Anggap saja ini dukungan belajar. Karena demam matematikanya kambuh lagi.” Hah apaan ini? “Anggap saja kamu menyelesaikan soal dengan dia.”

“Jadi, aku harus habiskan waktu lebih lama lagi.”

“Kapten Jo sedang mencari. Semoga ada hasilnya.”

Lanjut ke bagian 2 yaaaa…. klik dimarih….

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!