Ulasan Girl From Nowhere (2021) – Berbeda dengan musim pertamanya, untuk musim kedua hanya ada 8 episode, yang mana merupakan episode yang cukup pendek dari musim sebelumnya yang mencapai angka 13 episode.
Apakah masih layak untuk ditonton?
Sebagaimana yang pernah kita tahu di musim pertama, pada musim kedua ini masih diperankan oleh orang yang sama, Nanno masih membawa tema yang sama. Perempuan yang misterius di sekolah, yang mana akan ada kejadian aneh apabila ada Nanno di dalamnya.
Sinopsis Girl From Nowhere (2021)
Kalau mau baca ulasan musim pertamanya ada di bawah ini.
Episode pertama.
Ada perempuan muda hamil besar di sekolah. Kekasihnya tidak mau tanggung jawab dan masih di sekolah yang sama, namanya Nanai. Nanno memacari Nanai sampai Nanai mengandung.
Nggak salah cuy. Lelaki yang mengandung. Kalian nggak salah baca.
Hal ini menunjukkan pelajaran berharga pada Nanai tentang arti betapa susahnya jadi perempuan hamil dan tidak ada pasangan yang bertanggung jawab.
Episode kedua.
Mengisahkan sekolah yang ketat memisahkan lelaki dan perempuan.
Seorang guru melakukan aturan-aturan karena traumatis di masa lalu. Yaaa padahal dia adalah jeruk makan jeruk.
Episode ketiga.
Seorang gadis kaya mendapatkan masalah di sekolahnya, ayahnya bisa saja memberikan uang pada sekolah untuk menutupi aib.
Bukan hanya masalah di sekolah yang diperbuat, tapi juga masalah di jalanan. Sang gadis bernama Minnie menabrak seseorang. Orang yang ditabrak adalah teman kelasnya sendiri.
Tapi lagi-lagi ia lolos dari tanggung jawab dan tetap hidup normal seperti biasa.
Hal itu tidak berlangsung lama, ia merasakan adanya tekanan dan teror dalam mimpi. Ia hidup dalam bayang-bayang ketakutan.
Banyak adegan tidak enak dilihat di sini.
Episode Keempat.
Nanno kembali menjadi murid baru. Di dalam kelas perempuan berisi genk yang suka merundung anak-anak lemah. Tentu saja tidak berlalu untuk Nanno.
Nanno malah diminta bergabung dalam kelompok.
Nanno juga mengejek salah satu anggota yang dikatai jadi “pesuruh”. Ia anak yang miskin dibandingkan yang lainnya. Nanno memengaruhinya. Agar membuat anak-anak kaya itu ketakutan. Tapi si pesuruh itu juga kena batunya.
Episode Kelima.
Masa orientasi siswa berlangsung dengan sangat mengerikan bahkan keterlaluan sekaligus menjengkelkan.
Episode yang paling berlebihan dalam musim kedua.
Saya nggak suka.
Karena nggak tahan, saya sampai skip-skip kisahnya.
Episode Keenam.
Dengan latar hitam putih dan merah pada bagian lipstik atau pita Nanno yang berwarna hijau. Episode kali ini memberikan efek cinematografi yang berbeda.
Tapi Nanno tetaplah sama.
Masih tentang sekolah, kali Nanno berurusan dengan Guru perempuan.
Awalnya murid diperdaya, kemudian digantikan dengan sosok guru yang diperdaya oleh muridnya sendiri.
Perang terjadi.
Episode Ketujuh.
Seorang murid menjadi seleb di acara siarannya, ia mengerjakan PR sebagai konten. Yaaa semacam konten pelajaran. Populer dan jelas banyak pengikut.
Nanno mendekatinya dan membuat si gadis mengatakan sudah muak dengan apa yang ia lakukan.
Si gadis mengerjakan PR sambil di pantau dan dikunci oleh orangtuanya dari luar. Semacam citra yang tidak sesungguhnya yang ditampilkan.
Episode Kedelapan.
Seorang Ibu nampak merawat putri remajanya yang sakit. Tapi Nanno tentu saja membuka aib Ibu itu.
Nanno menjadi “kompor” hubungan Ibu dan anak sampai sang anak Junko melawan sang Ibu hingga melakukan tindakan kekerasan.
Komentar Ulasan Girl From Nowhere (2021)
Pusing saya nontonnya. Hahaha.
Apalagi maraton dan melanjutkan dari musim sebelumnya.
Kalau-kalau nanti ada musim ketiga, saya nggak akan nonton.
Awalnya sih cukup keren di musim pertama, di musim kedua rasa-rasa nggak nyaman dalam nonton kerasa banget. Banyak adegan tidak sedap dan di luar nalar.
Memang musim pertama juga di luar nalar. Tapi ini lebih parah.
Mulai dari pria mengandung, sampai anak cacat yang berdiri dari rodanya dan menyerang Ibunya.
Yang paling kacau jelas ada di episode 5.
Sangat-sangat tidak manusiawi.
Saya cuma geleng-geleng aja lihat musim kedua.
Kesimpulan Ulasan Girl From Nowhere (2021)
Saya nggak suka yang ini.
Sumpah.
Terlalu banyak adegan mengganggu, dibandingkan musim pertama, yang pertama lebih punya cerita. Sedangkan musim kedua lebih diisi dengan aksi nggak masuk akal yang terlalu berlebihan.
So, kayaknya saya overdosis deh sampai ibarat kata itu “enek” banget. Sampai pada kesimpulan, saya nggak bisa merima serial ini, baik dengan akal sehat atau keseruan.
Yang ada malah banyak mengernyitkan dahi.
Dahla. Mungkin banyak yang suka. Saya tidak untuk musim kedua. Terlalu “dark”.
Segitu aja dari saya.
Buat yang mau trakteer mimin bisa di link yang ini.
Terima kasih telah membaca yaaa… terima kasih pokoknya.