Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 16 Part 1

Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 16 Part 1 –Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di sini.

“Ini menarik. Darah lebih kental daripada air, aku benci anak-anak.tapi melihat dia sungguh menggemaskan. Ngomong-ngomong, kenapa semua orang diam saja?” Ucap ahjussi. “Apa hana dan aku begitu mirip?”

“Tidak. Ahjussi kamu payah.” Wkwkwk Ji Hun langsung aja. “Hana luar biasa lucu.”

“Aku menyukaimu, Detektif. Kamu jujur. Aku suka kejujuranmu.” Ahjussi pun memanggil-manggil nama hana. “Lihatlah aku ketika memanggilmu.”

Hana yang duduk tiba-tiba berdiri.

“Ya.gadis cantik. Rupanya aku ayahmu. Aku ayahmu. Kamu senang melihatku? Begitukah? Panggil aku ayah.ayah… anak baik. Tidak apa-apa.”

Hana diam saja sampai mengompol ketika ahjussi meminta memanggilnya appa.

“Tidak apa-apa. Kita akan membersihkannya.” Ucap Woo Kyung. “Ayo pergi ke kamar mandi.”

Hana pun tiba-tiba lari. Woo Kyung pun mengikutinya.

“Hana baru melihat ayahnya pertama kali. dia pasti gugup.”

“Dia sangat gugup sampai dia tahu di mana kamar mandinya. Meskipun tidak ada yang memberitahu tempatnya.”

“Dia sangat cepat seperti ayahnya. Omong-omong, ketika kamu bekerja menjadi detektif, kamu tidak banyak bertemu dengan gadis muda yang nakal? Kamu tampan, pasti kamu bersenang-senang.”

“Cukup.”

“Maksudku, kamu tidak menyukai gadis yang lebih muda? Kamu pintar.itu saja. Aku akan jujur. Wanita harus berpengalaman. Lebih baik jika wanita matang dan sudah berpengalaman. Bagaimana dengan psikiater itu? apakah darahmu bergejolak ketika kamu melihat dia? dia menarik dan cantik. Aku yakin dia punya banyak pengalaman. Dia memiliki tubuh yang bagus. Itu sempurna. Yaa… tubuhnya adalah karya seni.”

Ji Hun pun marah… ia hampir memukul ahjussi. “Apa? Kamu akan memukulku?”

“Bukankah kamu pantas mendapatkannya?”

“Berapa usiamu hingga bicara santai kepadaku?”

“Aku mencatat apa yang kamu katakan. Kamu bisa ditangkap karena pelecehan seksual dan menghina polisi.”

“Ayolahhh jangan bertindak seperti amatir. Tidak bisakah kita bercanda di antara pria?”

Ji Hun mencengkeram ahjussi. “Dasar sampah. Dengarkan baik-baik. Menurutmu, aku tidak tahu orang-orang sepertimu? Aku tahu betapa rendahnya, dan tidak malunya…kamu sebagai penjahat. Kamu adalah sampah yang hina.” Ahjussi pun dibanting.

Saat akan dipukul lagi. Hana mendatangi Ji Hun dan memeluknya.

Hana akhirnya dibawa kembali ke Ibu asuhnya.

***

“Kejahatan akhirnya tidak pernah terungkap. Kita tidak punya bukti. Bagaimana rasanya saat hal seperti ini terjadi? Kamu yakin tentang kejahatan itu, tapi tidak bisa menahan mereka.” Ucap Woo Kyung.

“Aku harus mengejarnya dan memukulnya dengan pemukul. Atau mungkin mencekiknya dan menjatuhkannya ke laut. Aku akan mulai mengumpulkan setiap kejahatan yang dilakukannya. Sedikit dapat menjadi banyak. Setelah itu, aku akan memenjarakannya.”

“Artinya kamu tidak akan meyerah?”

“Tentu saja tidak.”

“Kamu sangat optimis.”

“Kita sebut saja progresif.”

“Kamu naif.” Ucap Woo Kyung. “Hana bahkan kencing di celana, tapi dia seolah-olah tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Hana…tidak akan pernah membuka mulutnya. Secara relaistis, kamu tidak akan bisa membuktikan apapun.”

“Kamu meremehkanku?”

“Apa yang bisa kamu lakukan dengan menggila dan berteriak? Pada akhirnya, kamu membawanya… ke depan monster itu dengan tanganmu sendiri. bukankah menurutmu,  kamu bisa mengerti bagaimana perasaan orang itu?”

“Orang itu…”

“Red Cry. Saat ini, itulah yang aku rasakan.”

***

Bit Na baru saja sekolah bahasa. Soo Young menggunakan motornya dan mengajaknya makan siang.

“Tidak apa-apa jika polisi bicara dengan orang di bawah umur? tanpa persetujuan orangtua?” Tanya Bit Na.

“Pasti ada hal yang tidak bisa kamu katakan kepada polisi, bukan?”

“jemputan sekolahku akan datamg dalam 10 menit.”

“Motorku lebih cepat. Aku akan memberimu tumpangan.”

“Ide bagus.” Ucap Bit Na.

“Ibumu dan Cha Woo Kyung, apa yang membuat mereka tidak akur? Jangan bilang karena ibumu kompetitif.”

“Apa kaitan itu dengan telpon sekali pakai dengan nama ibuku?”

“Aku ingin mencari tahu apakah itu terkait atau tidak.”

Bit Na menggaruk tangannya. “Konsultan dan Ibuku adalah orang yang benar-benar berbeda.”

“Kenapa bisa begitu?”

“Mereka berbeda secara alami. Yang satu nyata dan yang satu palsu.” Ucap Bit Na.

“Siapa yang asli?”

“Itu tergantung pada perspektifmu.”

“Katakan padaku dari sudut pandangmu.”

Bit Na meminum sodanya. “Aku akan pergi ke kamar kecil.” Tiba-tiba Soo Young sadar ada sesuatu di balik baju Bit Na saat tangannya digaruk.

Soo Young bergegas ke WC, ia menemui Bit Na dan menyibak tangannya. Kemudian terlihatlah luka di tangan Bit Na. “Cha Woo Kyung tahu ini kan? Dia mungkin menyarankan ibumu agar merawatmu,  ibumu marah karena memperlakukanmu seolah-olah kamu sakit jiwa. Apa aku benar?”

Bit Na pergi mengambil jaketnya dan akan pergi. Soo Young mengejarnya. “Aku gigih.”

“Ini adalah permainan. Permainan gores ini pernah populer di kalangan anak-anak. Cha Woo Kyung yang salah paham.” Ucap Bit Na.

“Apa maksudmu?”

“Dia menyebut ibuku penyiksa anak, itu menyakiti ibuku karena dia orang yang sangat bangga.”

***

Soo Young membahasnya dengan 2 Detektif lain.

Menurutmu, dia disiksa atau tidak?” Tanya Ji Hun.

“Menurut siswa peringkat atas itu, dia tidak disiksa. Saat itulah Min Ha Jung bilang bahwa Cha Woo Kyung mulai berkhayal.”

“Dia masih menjadi konsultan. Apakah dia akan mencurigai tanpa alasan?” Tanya Ji Hun.

“Jika dia punya bukti, Cha akan melaporkannya. Dia seorang konsultan. Bagaimanapun juga.”

Kwon memberikan laporan. “Aku menemukan cabang tenpat Red Cry membuka akun. Rupanya, itu adalah tempat membeli telpon sekali pakai. Cabang itu ditutup, pesdirnya ditangkap, dan dari ribuan informasi pribadi yang mereka miliki, mereka menemukan file Min Ha Jung.”

“Maksudmu, Min Ha Jung hanya korban pencurian identitas?”

“Min Ha Jung memiliki catatan keuangan dan daftar panggilan yang sangat bersih. Tapi terkadang kamu menemukan kotoran di tempat yang paling tidak terduga. Kali ini, kotoran yang sangat besar.”

“Jangan berlama-lama melapor kepadaku.” Ucap Ji Hun.

“Aku baru saja akan memberitahumu. Karena aku tidak bisa menemukan kotoran apapun tentangnya, aku mencari informasi tentang investasi sebelumnya. ternyata, dia pernah diselidiki sebagai saksi sebelumnya.”

“Untuk kasus apa?”

“Obat psikotropika.”

“Narkoba?”

“Ini sangat populer karena rupanya itu membantu anak-anak belajar lebih baik. Ini membuat mereka terjaga dan tetap fokus. Investigasi dimulai setelah ada laporan, tentang bagaimana ada rumah sakit menjalnya secara masal dan ilegal. Min Ha Jung adalah salah satu yang diselidiki.” Ji Hun membaca berkasnya dan menemukan nama “Park Young Tae.”

“Binggo…” Ucap Kwon lagi. “Park Young Tae yang membunuh Park Ji Hye.”

***

Lagi-lagi dua deektif ini mendatangi Min Ha Jung.

“Aku memberikan itu kepadanya karena aku dengar itu membuat fokus. Dia tidak meminumnya secara teratur, aku bersumpah.”

“Kami tidak bertujuan mengkritikm karena memberikan obat itu. kami ingin tahu tentang dokter yang meresepkannya untukmu. Kamu mendapatkan resep darinya untuk waktu yang lama. Kamu pasti kaget mendengarnya.”

“Dia hanya mendiagnosis, bagaimana aku bisa dekat dengannya?”

“Benarkah? Aku pikir kamu dan Park Young Tae adalah teman dekat.” Ji Hun memberikan foto mereka saat sedang demo.

“Kamu mengatakan kami dekat karena berada di demonstrasi yang sama? ini sedikit tidak masuk akal.”

“Kamu pernah melihat Park Young Tae akhir-akhir ini?”

“Sudah lama aku tidak ke rumah sakit itu.”

“Dia meninggal.” Soo Young kini ikut bicara.

“Sungguh?”

“harus dibakar di tiang pancang. Seperti tanda ini. dia bunuh diri.” Ucap Ji Hun mengacu pada kata-kata saat dokter Park berorasi.

“Benarkah berita itu tentang dokter Park? Menakutkan sekali.” Ucap Min.

“Yakkk ahjumma, berhenti pura-pura tidak tahu.”

“Aku tidak tahu.”

“Kamu pergi ke pemakamannya dan bahkan membayar uang bantuan. Kamu pikir kami tidak tahu?”

“Dengar Detektif…”

“Ketika seseorang terus berbohong, berarti mereka ingin menyembunyikan sesuatu. Benar?”

“Siapa yang mau memberitahu orang lain bahwa mereka mengenal pembunuh? Selain itu, kamu polisi.”

“Jangan berdalih. Dari pukul 8 sampai 2 pagi pada 29 maret dan dari pagi sampai esok paginya pada 24 oktober, apa yang kamu lakukan saat itu?”

“Kenapa kamu bertanya?”

“Selain itu, kamu mengemudi di jalan tol olimpiade dari pukul 1.27 hingga 1.34 pada30 november?”

“Apa yang kamu lakukan?”

“Kamu mencurigakan, jadi kami perlu memeriksa alibimu.”

“Aku? Mencurigakan atas apa?”

“Jelas pembunuhan.”

***

Woo Kyung menjenguk ahjumma muda yang kecelakaan.

“Kenapa kamu menelpon?”

“Apa yang terjadi?” Tanya Woo Kyung.

“Kenapa kamu menelpon? Kamu memukul aku sebelumnya.”

“Aku ingin meminta maaf tentang apa yang terjadi. Aku pasti kehilangan akal sehat. Maafkan aku. Sungguh, apa yang terjadi denganmu?”

“Sebuah truk menabrakku.”

“Kamu pasti sangat bahagia.”

“Kenapa kamu mengatakan itu?”

“Kamu ingin aku mati. Aku tahu bagaimana perasaan ahjumma sebenarnya.”

“Ayah Seok Woo di penjara.untuk mengirimkan Hee Soo ke sebuah fasilitas, kami membutuhkan persetuanmu.”

“Si brengsek itu. aku tahu dia akan berakhir seperti itu.”

“Apa yang akan kamu lakukan? Aku akan menganggapmu setuju dan memberitahu pekerja sosial.” Woo Kyung akan pergi namun ia bertanya kembali. “Apakah ada seseorang yang bisa menjagamu? Keluarga?”

“Kotoran kesedihan adalah makanan kotoran.” Ucap Ibu Seok Wo.

“Apa yang kamu katakan?”

“Kotoran kesedihan adalah makanan kotoran. Seseorang mengirimku hadiah dan itu tertulis di atasnya. Ketika truk menabrakku, rasanya seolah-olah aku sedang dihukum. Kamu pantas berakhir seperti anakmu sendiri. rasakan betapa takutnya dan kesakitannya anakmu. Tapi aku selamat. Padahal anakku meninggal. Aku lebih buruk dari kotoran.” Ibu muda itu pun menangis.

Lanjut ke bagian 2 ya klik di sini.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!